Keutamaan Membaca Al-Qur`an
Sumber : Muslim
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apakah salah seorang dari kalian suka jika ketika dia kembali kepada isterinya, di rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu.” (HR. Muslim no. 802)
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu senilai dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf, dan MIIM satu huruf.” (HR. At-Tirmizi no. 2910 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Takhrij Ath-Thahawiah no. 158)
Dari ‘Aisyah radhiallahu anhda dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.”(HR. Muslim no. 798)
Penjelasan ringkas:
Al-Qur`an adalah firman (ucapan) Allah dan dia merupakan zikir yang paling utama. Karenanya, walaupun Al-Qur`an bersama sunnah keduanya adalah wahyu, akan tetapi Allah subhanahu wa ta'ala memberikan pahala khusus kepada setiap orang yang membaca Al-Qur`an, yang pahala ini tidak sama besarnya dengan yang didapatkan orang yang membaca hadits, walaupun itu hadits qudsi.
Yaitu bahwa setiap huruf dari Al-Qur`an bernilai minimal 10 pahala, dan bisa lebih daripada itu sampai 700 kali lipat berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma riwayat Al-Bukhari dan Muslim tentang pelipatgandaan pahala.
Selain keutamaan berupa pahala itu, Allah subhanahu wa ta'ala menambahkan keutamaan besar lainnya, yaitu bahwa orang yang mahir (lancar dan benar) dalam membaca Al-Qur`an akan ditempatkan bersama para malaikat yang mulia. Adapun bagi mereka yang baru belajar Al-Qur`an sehingga masih kesulitan dalam membacanya, maka bagi mereka dua pahala: Pahala atas bacaannya dan pahala yang kedua atas kesusahan yang dia alami.
Berikut beberapa dalil lainnya tentang keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur`an:
Dari Umar radhiallahu anhu secara marfu’:
“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur`an ini sebagian kaum dan merendahkan sebagian lainnya juga dengannya.” (HR. Muslim no. 817)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu secara marfu’:
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5027)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhu secara marfu’:
“Akan dikatakan kepada para penghafal Al-Qur`an, “Bacalah dan naiklah ke atas. Bacalah dengan tartil sebagaimana dulu kamu di dunia membacanya dengan tartil. Karena jenjang kamu (di surga) berada di akhir ayat yang dulu kamu biasa baca.” (HR. Ahmad no. 6796 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 8122)
“Apakah salah seorang dari kalian suka jika ketika dia kembali kepada isterinya, di rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu.” (HR. Muslim no. 802)
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu senilai dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf, dan MIIM satu huruf.” (HR. At-Tirmizi no. 2910 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Takhrij Ath-Thahawiah no. 158)
Dari ‘Aisyah radhiallahu anhda dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.”(HR. Muslim no. 798)
Penjelasan ringkas:
Al-Qur`an adalah firman (ucapan) Allah dan dia merupakan zikir yang paling utama. Karenanya, walaupun Al-Qur`an bersama sunnah keduanya adalah wahyu, akan tetapi Allah subhanahu wa ta'ala memberikan pahala khusus kepada setiap orang yang membaca Al-Qur`an, yang pahala ini tidak sama besarnya dengan yang didapatkan orang yang membaca hadits, walaupun itu hadits qudsi.
Yaitu bahwa setiap huruf dari Al-Qur`an bernilai minimal 10 pahala, dan bisa lebih daripada itu sampai 700 kali lipat berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma riwayat Al-Bukhari dan Muslim tentang pelipatgandaan pahala.
Selain keutamaan berupa pahala itu, Allah subhanahu wa ta'ala menambahkan keutamaan besar lainnya, yaitu bahwa orang yang mahir (lancar dan benar) dalam membaca Al-Qur`an akan ditempatkan bersama para malaikat yang mulia. Adapun bagi mereka yang baru belajar Al-Qur`an sehingga masih kesulitan dalam membacanya, maka bagi mereka dua pahala: Pahala atas bacaannya dan pahala yang kedua atas kesusahan yang dia alami.
Berikut beberapa dalil lainnya tentang keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur`an:
Dari Umar radhiallahu anhu secara marfu’:
“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur`an ini sebagian kaum dan merendahkan sebagian lainnya juga dengannya.” (HR. Muslim no. 817)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu secara marfu’:
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5027)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhu secara marfu’:
“Akan dikatakan kepada para penghafal Al-Qur`an, “Bacalah dan naiklah ke atas. Bacalah dengan tartil sebagaimana dulu kamu di dunia membacanya dengan tartil. Karena jenjang kamu (di surga) berada di akhir ayat yang dulu kamu biasa baca.” (HR. Ahmad no. 6796 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 8122)